LONCENG KEMATIAN PENDIDIKAN NTT


100 Sekolah di Ende Terancam Tutup
Laporan Romualdus Pius
SABTU, 20 NOVEMBER 2010 | 09:40 WIB
ENDE, Pos Kupang.Com — Tahun 2015 sebanyak 100 sekolah di Kabupaten Ende terancam tutup. Itu karena Kabupaten Ende kekurangan tenaga pendidik/guru. Guru yang memasuki masa pensiun jumlahnya lebih banyak dibandingkan tenaga guru baru.
Demikian dijelaskan Bupati Ende, Drs. Don Bosco Wangge, dalam sambutannya pada peresmian ruang kelas baru (RKB) SMAK Frateran Ndao-Ende, Selasa (16/11/2010).

Bupati Don Wangge berharap semua komponen masyarakat di Kabupaten Ende lebih banyak mengirimkan anak-anak mereka untuk sekolah menjadi guru. Begitupun dengan siswa yang kini sedang duduk di bangku SMA agar menaruh minat menjadi guru. Dengan demikian, tenaga guru pada tahun 2015 tetap tersedia dan 100 sekolah yang terancam tutup tidak jadi ditutup.

Terkait mutu pendidikan di Kabupaten Ende, Bupati Don Wangge mengatakan, semasa ia menjadi Kadis Pendidikan Ende, terkesan mutu pendidikan di kabupaten ini menurun ditandai dengan menurunnya persentase kelulusan.

“Saya akui saat saya jadi Kadis PPO, angka kelulusan merosot. Namun hal itu karena kita masih memiliki hati nurani sehingga tidak ada katrol nilai kepada siswa. Nilai yang diperoleh siswa apa adanya sesuai kemampuan yang mereka miliki. Banyak daerah yang persentase kelulusannya tinggi karena campur tangan yang berlebihan dari guru, kepala sekolah dan juga kepala dinas PPO,” kata Don Wangge.

Diharapkan semua komponen pendidikan yang ada di Kabupaten Ende senantiasa berlaku jujur dalam menyelenggarakan proses pendidikan terutama pada saat ujian.

“Jangan dikatrol, namun harus ada usaha lain untuk meningkatkan nilai ujian siswa dengan cara memberikan metode belajar terbaik guna meningkatkan angka kelulusan para siswa,” katanya.

Dirinya bangga akan keberadaan sekolah-sekolah Katolik, termasuk SMAK Ndao-Ende, karena sekolah ini menerapkan disiplin yang tinggi kepada siswa sehingga siswa menjadi terbiasa hidup disiplin, bukan hanya di sekolah, tetapi juga di rumah.

RKB Rp 1,2 Miliar
Ruang kelas baru (RKB) SMAK Frateran Ndao yang diresmikan penggunannya, Selasa (16/11/2010), dibangun dengan dana senilai Rp 1,2 miliar. Dana tersebut berasal dari bantuan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan juga yayasan serta komite.

Kepala SMAK Frateran Ndao, Frater M Sarto BHK, mengatakan hal itu saat peresmian ruang kelas baru SMA Frateran Ndao-Ende. Frater Sarto mengatakan, memanusiakan manusia adalah panggilan yang luhur, maka pada tahun 1989 SMAK Frateran Ndao didirikan. Awal berdirinya SMAK Frateran Ndao memiliki 135 siswa dan 24 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Dikatakannya, dalam perkembangan waktu, jumlah siswa kian bertambah sehingga ruang kelas darurat perlu diadakan dan sampai sekarang ada 21 rombongan belajar dan ada delapan ruangan darurat.

“Melihat ini pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dan pihak yayasan serta komite sekolah tidak menutup mata dan mereka memberikan bantuan sebuah bangunan megah dengan biaya Rp 1,2 miliar,” kata Frater Sarto. (rom)

Satu komentar di “LONCENG KEMATIAN PENDIDIKAN NTT

Tinggalkan komentar